"tinta dari ilham si kerdil yg mencari selautan MARDHATILLAH ini hanyalah pandangan diri saya dlm menjalani kehidupan harian...sedikit perkongsian diselitkan buat renungan bersama...penulisan ini tiada selain dari hanya..thalaban liridha ar rahman(mencari keredhaanNya) dan shirahan liqulubil ikhwan (menyenangkan hati sahabat2).."

..mg ALLAH mengampuniku dgn setiap pembacaan,ampuni keluargaku,ampuni muslimin muslimat keseluruhannya..

Thursday, December 11, 2008

Perkembangan Sesi 'Kaunseling'


Assalamualaikum to all readers

Ptg tadi before maghrib,saya dapat email dari saudari Sara bertanyakan beberapa soalan..
sekadar ingin berkongsi dan update perkembangan saudari ini..

berikut adalah jawapan saya kepada sebahagian kecil dari persoalan yang ditanyakan..

"naufa jawab persolan yg pertama dulu ya...
dan dari soalan pertama tu naufa dapati ada 2 persoalan yang dibangkitkan..
pertama:
-Kita sembahyg kan cara berdiri,rukuk,sujud dan duduk kan????

sembahyg kita tu ibadah kan????amalan patut kita buat sepertimana N.Muhammad kan???

Jd, kenapa kita kena pusing ka'bah atau tawaf sampai 7 kali?Kenapa kena pusing?

Kenapa tidak kita sembahyg je cara yg selalu kita buat tu?Boleh menyatukan ummah juga kan???


benar..solat tu didirikan dgn tatacara khusus yang diajarkan oleh baginda rasulullah S.A.W..
benar,solat tu ibadah dan wajib ke atas kita..yg dikategorikan dalam ibadah khusus..
benar,solat tu mampu menyatukan ummah...namun ibadah haji ni suatu yang khusus kita nampak secara terangan dengan terkumpulnya seramai mungkin ummat Islam dalam keadaan yang sama rata mematuhi perintah ALLAH dan tidak ada yang membezakan mereka dari segi fizikal(tatacara pemakaian yang sama) dan rohani(matlamat yang sama dgn tatacara ibadah yang sama2 dan dlm keadaan kebersamaan)

Sara,mcm naufa ckp kita kena yakin dengan syariat yang ditentukan ke atas kita..kenapa tujuh?kenapa tak bilangan lain dan sebgainya??..tak perlu kita pertikaikan bilangan...namun yg pasti dengan penetapan bilangan itu,memudahkan urusan haji..tak perlu nk gaduh2..nak buat kurang atau lebih..sebab sudah ada penetapan di situ..ada kisah di sebalik kenapa dlm ibadah haji ada bilangan tertentu..tp,Sara jgn beratkan aqal untuk mencari2 bilangan atau sebagainya..yang penting adalah kesempurnaan ibadah..
percaya sahaja tidak cukup..kita kena yakin dengan apa yang kita percaya..

mudaha mudahan ALLAH permudahkan kefahaman Sara

ibadah haji ada sejarahnya Sara...meh naufa ceritakan sedikit sbg pengetahuan Sara
..
Ibrahim dalam usia yang makin lanjut belum juga memperoleh keturunan. Beliau tiada henti-hentinya berdoa kepada Allah: Rabbi habli mina sh-shalihin (Ya Tuhanku, kurniakan daku anak yang saleh), sebagaimana tercantum dalam Ash-Shaffat:100.


Fa basysyarnahu bi ghulamin halim (Maka Kami gembirakan dia dengan seorang anak yang cerdas), demikian firman Allah dalam Ash-Shaffat 101. Hajar melahirkan seorang putra, yang diberi nama oleh ayahnya Yishma`el (dalam bahasa Ibrani) atau Isma`il (dalam bahasa Arab), yang berarti 'Tuhan mendengar', yaitu mendengar doa Ibrahim untuk memperoleh keturunan.
Allah mempunyai Rencana Besar untuk Ibrahim dan Isma`il. Allah memerintahkan Ibrahim untuk membawa Hajar dan anak mereka yang masih kecil meninggalkan Kana'an ke arah selatan, menuju sebuah lembah yang bernama Baka atau Bakkah.


Oleh kerana mim dan ba sama-sama huruf bilabial (bibir), nama Bakkah lama-kelamaan berubah menjadi Makkah. Dalam bahasa Arab dan Ibrani, kata baka mempunyai dua erti: 'berderai air mata' dan 'pohon balsam'. erti yang pertama berhubungan dengan gersangnya daerah itu sehingga seolah-olah tidak memberikan harapan, dan erti yang kedua berhubungan dengan banyaknya pohon balsam (genus Commiphora) yang tumbuh di sana.

Apakah keistimewaan lembah Bakkah itu? Allah menjelaskannya dalam Surah Al Imran 96: Inna awwala baitin wudhi`a li n-nasi la l-ladzi bi bakkata mubarakan wa hudan li l-`alamin (Sesungguhnya Rumah Allah Pertama yang didirikan untuk manusia benar-benar terletak di Bakkah yang diberkati dan petunjuk bagi seluruh alam). Ternyata lembah Bakkah itu merupakan lokasi Rumah Allah (Baitu lLah dalam bahasa Arab, Beth Elohim dalam bahasa Ibrani) yang didirikan oleh generasi pertama umat manusia dari zaman Nabi Adam a.s. Pada masa Nabi Ibrahim a.s. lembah itu sudah ‘ditelantarkan’, tiada manusia yang menghuni, dan Rumah Allah yang pertama itu hanya tinggal foundation saja. Ada cerita yang mengatakan bahwa Rumah Allah itu hancur oleh banjir pada zaman Nabi Nuh a.s. Bagaimana kejadian yang sebenarnya, hanya Allah yang tahu.

Ketika mendapat perintah dari Allah untuk menuju Rumah-Nya, Ibrahim pergi bersama Hajar dan Isma`il disertai malaikat Jibril. Mereka sampai di Makkah yang cuma ditumbuhi pohon akasia, mimosa, balsam dan semak berduri. Rumah Allah saat itu tinggal dasarnya berupa lempung merah. Jibril berkata, Allah memerintahkan engkau untuk meninggalkan mereka. Ibrahim membawa Hajar dan Isma`il ke Hijir (di samping Ka`bah sekarang) dan membuat tanda di sana. Lalu Ibrahim berdoa: 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku menempatkan keturunanku di lembah yang tiada tumbuhan berbuah, di samping Rumah-Mu Yang Suci, agar mereka tetap menegakkan solat. Maka jadikanlah hati manusia kepada mereka, dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, agar mereka bersyukur' (Surat Ibrahim 37). Ketika Ibrahim akan pergi, Hajar bertanya, 'Apakah perintah Allah yang membuatmu meninggalkan kami?' Ibrahim menjawab, 'Ya.' Maka Hajar berkata, ”Jika demikian tentu Allah tidak meninggalkan kami untuk binasa.' Maka Ibrahim kembali ke Kana'an, meninggalkan mereka berdua di Rumah Allah.”

Ketika Hajar sampai di Marwah setelah tujuh kali berulang alik, tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh dari lembah tempat dia meninggalkan Isma`il. Dia berlari menuju anaknya, dan mendapati mata air memancar dekat tempat dia(isma'il) berbaring. Hajar mengisikan air ke kirbat kulitnya sambil berseru, 'Zummi, zummi'. Ada yang mengatakan bahawa itu bahasa Mesir yang berarti 'Bertakunglah, bertakunglah.' Hanya Allah yang Maha Tahu, tetapi dari ucapan Hajar itulah asal nama telaga Zamzam.
sumber air berupa telaga Zamzam membuat tempat itu layak dihuni. Maka datanglah rombongan suku Jurhum yang pemimpinnya bernama Mudad, memohon izin kepada Hajar dan Isma`il untuk menetap di sana.

Pada waktu-waktu tertentu, secara rutin Ibrahim dari Kana'an datang mengunjungi isteri dan anak beliau di lembah Makkah yang lambat laun tumbuh menjadi suatu pemukiman.

Ketika Isma`il berusia 13 tahun datanglah ujian yang tiada tara. Allah memerintahkan Ibrahim agar berqurban menyembelih satu satunya puteranya! Sungguh suatu ujian yang sangat berat bagi seorang ayah, namun kerana itu perintah Allah maka Ibrahim menyanggupinya tanpa keraguan. Ketika perintah Allah itu disampaikan Ibrahim kepada sang anak, dan ketika Isma`il ditanya pendapatnya oleh sang ayah, maka Isma`il yang masih berusia remaja itu menjawab: Ya abati, if`al ma tu'mar. Sa tajiduni insya'a l-Lahu mina sh-shabirin ('Wahai ayahanda, laksanakan apa yang diperintahkan Allah. Insya Allah ayah akan mendapatiku sebagai anak yang sabar'), sebagaimana tercantum dalam Surat Ash-Shaffat 102.

Ibrahim membawa Isma`il ke suatu bukit di sebelah timur Makkah, tempat yang sekarang bernama Mina. Tiga kali Iblis menggoda Ibrahim untuk membatalkan rencananya, tiga kali pula Ibrahim menolak godaan Iblis dengan lontaran kerikil. Tindakan Ibrahim ini kelak diabadikan dalam salah satu manasik (tatacara) haji, yaitu melontar tiga jamrah di Mina. Setelah Isma`il direbahkan pada batu landasan penyembelihan, dan pedang Ibrahim telah siap hendak menyentuh leher putranya, maka Allah berfirman agar Ibrahim mengganti sembelihannya dengan seekor kibas. Firman Allah dalam Ash-Shaffat 106-107: Inna hadza lahuwa l-bala'u l-mubin. Wa fadaynahu bi dzibhin `azhim ('Sesungguhnya ini benar-benar hanya ujian yang nyata, dan Kami tebus anak itu dengan seekor kibas yang besar').

Ibrahim tidak kehilangan puteranya, bahkan puteranya bertambah satu lagi, sebab setelah peristiwa ujian qurban itu Allah memberikan kabar gembira bahwa isteri pertamanya, Sarah, akan memberinya putra yang bernama Ishaq (dalam bahasa Arab) atau Yitshaq (dalam bahasa Ibrani), sebagaimana diterangkan dalam Ash-Shaffat 112: Wa basysyarnahu bi ishaq, nabiyyan mina sh-shalihin ('Dan Kami gembirakan dia dengan Ishaq, seorang nabi yang saleh'). Ishaq kelak 'menurunkan' bangsa Ibrani, sedangkan Isma`il kelak 'menurunkan' bangsa Arab, terutama suku Quraisy di Makkah.


Sekian,buat kali ini...moga kalian yang membaca beroleh rahmat dan kesedaran betapa berharga sebuah aqidah yg dikurniakan ALLAH pd kita semua...
Berdoalah selalu agar ALLAH tidak mebolak balikkan hati kita setelah dikurniakanNya Iman..

p/s: saya juga memohon sahabat2 yang melewati page ini agar mendoakan keselamatan kak long saya dan kandungannya...keadaan beliau semakin baik..AllahuRabbi..Dia yang menyembuhkan..jzkkk kpd kalian yang bersama mendoakan dalam perjuangan ini..

to ciknor,syafakillah syifaan ajillan..naufa doakan dari kejauhan...

Juga saya mohon kalian mendoakan ayah di Kota Tinggi agar selamat dan mudah dalam rawatannya..(melalui rutin dialisis thru neck)..dan ketabahan ahli keluarganya(NIZRINK)..

Dan moga setiap kebajikan dari setiap pembacaan kalian beroleh rahmat dariNya utk keluarga saya,diri kalian yang membaca dan ummat Islam keseluruhannya..

Allahumma hasibna hisaban yasira
"Ya Allah hisab (hitung) lah kami dengan perhitungan yang mudah".

..people dont care how much we know untill they know how much we care..
_ISLAM MILIK BERSAMA_

0 pesanan:

 

Ilham Al Adwa' Copyright © 2008 Black Brown Pop Template by Ipiet's Blogger Template